WahanaNews-LKKI, Jakarta - Tanpa listrik, tidak akan ada televisi, handphone, jaringan internet, hingga alat-alat elektronik lainnya yang dapat mempermudah aktivitas kehidupan sehari-hari.
Listrik merupakan salah satu sumber energi yang penting dari kehidupan manusia saat ini. Namun, tahukah kamu siapa sosok penemu listrik yang banyak manfaatnya ini?
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Jawabannya adalah Michael Faraday yang juga disebut sebagai Bapak Kelistrikan Dunia.
Faraday mendapatkan julukan ini berkat kontribusinya di bidang listrik dan dan magnestisme. Ia juga yang pertama kali menemukan arus listrik dari bidang magnetik, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica, melansir dari detikfinance, Minggu (20/8/2023).
Berdasarkan catatan detikcom, keahlian Faraday sebagai seorang ilmuan berkembang pesat ketika ia diberikan kepercayaan sebagai asisten laboratorium untuk Sir Humphry Davy. Ilmuwan kimia tersebut sebelumnya juga memberi Faraday kesempatan untuk mengikuti kuliah kimia di Royal Institution of Great Britain, London.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Setelah menghimpun banyak pengetahuan dan penemuan-penemuan sainsnya, Faraday pertama kali menemukan teori listriknya di tahun 1821. Ia mendapati, dua alatnya bisa membuat 'rotasi elektromagnetik'.
Salah satu alatnya, homopolar motor, menyebabkan gerak memutar berkelanjutan yang dipengaruhi gaya magnetik sirkular di sekitar kawat yang tersambung ke pool merkuri, yang di dalamnya diletakkan magnet.
Kawat tersebut rupanya dapat bergerak memutar di sekitar magnet jika diberi arus listrik dari baterai kimia. Penemuan Faraday ini menjadi dasar teknologi elektromagnetik modern. Faraday pun berhasil menemukan motor listrik pertama dan dinamo. Penemuannya tersebut menjadi cikal bakal motor listrik yang saat ini sudah banyak kita jumpai.
Di luar itu, menurut buku Teori Dasar Listrik dan Elektronika oleh Muhammad Naim, terdapat 2 versi lain penemu pertama listrik sebelum Michael Faraday Versi pertama mengatakan listrik pertama kali ditemukan oleh bangsa Mesir Kuno. Hal ini ditandai dengan temuan beberapa pot aneh di Irak.
Beberapa pot aneh tersebut di antaranya kedap air dan berisikan silinder tembaga dengan kondisi dilem ke dalam lubang dengan aspal. Dalam silinder tersebut, ada sebuah batang besi.
Para penggali yang menemukan pot tersebut pada 1936 menyakini bahwa bagian tersebut merupakan elemen galvanik atau semacam baterai primitif. Dalam rekonstruksinya, diyakini bahwa alat tersebut memungkinkan munculnya listrik.
Pada penemuan lainnya, beberapa ahli menemukan motif lampu Dendera. Lampu Dendera adalah relief di kuil Hathor, Mesir. Saat itu, para ahli mengklaim bahwa objek di relief itu menggambarkan bola lampu kuno, meskipun teks di sekelilingnya menyatakan bahwa itu merupakan relief ular.
Sedangkan untuk versi kedua, sejarah penemuan listrik bemula dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Thales dari Yunani. Penelitian tersebut dilakukan terhadap sebuah batu alam yang ia temukan di pinggiran kota Magnesia.
Batu-batu alam tersebut nampak bisa menarik benda yang terbuat dari besi. Sejak saat itulah, muncul istilah magnet atau magnetik yang dicetuskan oleh Thales. Selain itu, ia juga menguji batu-batu lainnya yang mirip dengan kaca atau warnanya keemasan layaknya batu ambar.
Kemudian, Thales merumuskan jika sebuah batu ambar digosokkan ke kain wol, maka batu tersebut bisa menarik serpihan-serpihan ringan daun kering, jerami atau bulu. Hal tersebutlah yang kemudian dikenal sebagai perpindahan elektron.
[Redaktur: Alpredo Gultom]