LKKI.net | Anggaran pembangunan sirkuit Formula E naik menjadi Rp 60 miliar. Hal ini tentu menuai sorotan dari berbagai pihak.
Penanggung jawab proyek sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi, Ari Wibowo, mengatakan anggaran pembangunan sirkuit Formula E mencapai Rp 60 miliar. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan harga saat lelang tender Rp 50 miliar.
Baca Juga:
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono
"Kalau di tahap ini saya masih di tahap Rp 60 miliar, ya. Tapi saya tidak boleh masuk keseluruhan anggaran penyelenggaraan event ini," kata Ari di Ancol, Jakarta Utara, Minggu (6/3).
Ari mengatakan anggaran ini sepenuhnya digunakan untuk pembangunan lintasan mobil balap listrik itu. Adapun kenaikan disebabkan oleh sejumlah hal. Salah satunya penyesuaian kondisi lapangan.
"Treknya. Jadi saya tidak masuk dalam penonton, grand stand-nya penonton, tribun, itu nggak masuk," ujarnya.
Baca Juga:
PDIP Klaim Perolehan Suara Ganjar-Mahfud 33 Persen
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, bila pemenang lelang sudah ditentukan, spesifikasi dan teknisnya juga telah disepakati sehingga Gembong mempertanyakan adanya kenaikan anggaran tersebut.
"Pemenang lelang kan sudah ditetapkan, dengan HPS sekitar Rp 50 miliar, tentunya dengan spesifikasi teknis yang sudah disepakati antara JakPro dan Jakon. Kok saat kontrak berjalan ada pembengkakan biaya? Berarti ini ada yang nggak beres," ujar Gembong saat dihubungi, Senin (7/3/2022).
Gembong mengatakan PT Jaya Konstruksi (Jakon) sebagai penanggung jawab proyek seharusnya mengerjakan sesuai dengan isi kontrak. Menurut Gembong, bila terdapat item di luar kontrak, tidak dapat ditambah seenaknya.
"Tugas Jakon mengerjakan pekerjaan sesuai yang tertera dalam kontrak, dengan segala risikonya," kata Gembong.
"Dan kalau dalam perjalanan ada item pekerjaan di luar kontrak, ya, harus ada kontrak baru lagi, bukan seenaknya nambah. Emangnya beli tempe?" tuturnya.
Ia mengaku miris dengan tanggapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang menyebut kenaikan anggaran untuk sirkuit permanen. Gembong pun mempertanyakan penghitungan anggaran awal Rp 50 miliar dalam kontrak. [JP]