LKKI.net | Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Jabar menjalin kerja sama dengan anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Kerja sama bagian dari rencana pengoperasian bus listrik di Bandung Raya.
Melansir detikcom, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika, melakukan MoU dengan PT Jasa Sarana, BUMD Jabar.
Baca Juga:
Bank DKI Jalin Kerja Sama dengan Transjakarta dalam Pembiayaan Transportasi Ramah Lingkungan
Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono mengatakan kerja sama yang terjalin dengan BUMD Jabar bertujuan untuk mendukung program elektrifikasi bus sebagai transportasi publik.
Gilarsi mengatakan bus listrik direncanakan beroperasi di wilayah Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan sebagian Kabupaten Sumedang.
"Kerja sama ini nantinya termasuk penyelenggaraan studi kelayakan, pengumpulan data, pengadaan sarana bus listrik, dan infrastruktur kelistrikan yang terkait dengan elektrifikasi bus. Dan, potensi lainnya yang dapat disinergikan dan dikerjasamakan," kata Gilarsi, Sabtu (18/6/2022).
Baca Juga:
Menhub Budi Karya: Transportasi Listrik di IKN Kalimantan Timur Mulai Agustus 2024
Gilarsi menjelaskan populasi lalu lintas di Bandung Raya mengalami peningkatan signifikan. Akibatnya, lanjut dia, pelbagai masalah lalu lintas terjadi, seperti kemacetan dan emosi karbon yang tinggi.
Pemprov Jabar dan pihaknya berinisiatif mengembangkan bus rapid transit (BRT) di wilayah Bandung Raya.
"Alhamdulillah, VKTR berada di garda depan untuk mendukung dan menjadi bagian dari langkah besar Pemprov Jawa Barat dalam proyek pengembangan BRT, khususnya untuk elektrifikasi transportasi umum di Bandung Raya," ucap Gilarsi.
Lebih lanjut, Gilarsi memaparkan Bandung Raya memiliki potensi elektrifikasi transportasi. Data saat ini, lanjut dia, moda transportasi di Bandung Raya didominasi angkutan kota (angkot). Jumlahnya mencapai 95 persen dari total transportasi umum yang ada.
"Ini merupakan peluang dan potensi yang sangat besar bagi kedua belah pihak. Untuk ke depannya bekerja sama melakukan 'repowering' atau mengubah angkot yang bermesin bensin, menjadi angkot listrik. Dengan begitu, armada lama tidak terbuang sekaligus cita-cita pengurangan emisi karbon juga tercapai," kata Gilarsi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan pihaknya terus melakukan studi dan peluang kerja sama dengan berbagai pihak. Hal itu dilakukan sejak tahun lalu, tepat saat ditunjuk oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk melaksanakan proyek BRTi.
PT Jasa Sarana telah melakukan studi banding dan eksplorasi kerja sama, baik di dalam negeri maupun di luar negeri untuk mewujudkan BRT Bandung Raya ini.
"Dengan adanya elektrifikasi transportasi BRT di wilayah Bandung Raya ini. Kami berharap emisi karbon menurun signifikan, dan menciptakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat, untuk kemudian beralih dari transportasi kendaraan pribadi ke moda transportasi umum," kata Hanif.
"Kerja sama ini merupakan peluang kolaborasi yang sarat potensi positif, guna menunjang ketercapaian sasaran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan kabupaten atau kota. Sehingga, cita pelestarian lingkungan dapat terjaga optimal," kata Hanif menambahkan. [JP]