LKKI.net | PT PLN (Persero) mengimplementasikan Program Kampung Iklim (ProKlim) di Kelurahan Sindang Sari, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), sebagai aksi nyata untuk mengatasi perubahan iklim dan polusi udara seperti yang digagas dalam Forum G20 di bawah presidensi Indonesia.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Pembangkitan (UPDK) Mahakam, I Made Harta Yasa mengatakan, tujuan utama pembentukan Proklim adalah mendorong partisipasi masyarakat untuk melakukan upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Sebagai langkah nyata mengurangi emisi karbon terutama dari sektor rumah tangga, partisipasi masyarakat di lingkungan terkecil sangat berdampak terhadap aksi mitigasi perubahan iklim,” kata Harta Yasa.
Dirinya menambahkan, dalam mengimplementasikan Proklim PLN menyalurkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa sarana pengolahan sampah organik non-organik, aksi pencegahan banjir melalui sistem biopori, penghijauan, pemanfaatan lahan pekarangan dan pengolahan air hujan untuk menciptakan konsumsi yang bertanggungjawab.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun yang hadir dalam kegiatan peresmian Kelurahan Sindang Sari mengapresiasi gagasan yang dilakukan PLN.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Pasalnya, sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mewujudkan 20.000 program kampung iklim pada tahun 2024.
“Kita bisa melihat bahwa program ini berguna untuk meningkatkan kesadaran mitigasi terhadap perubahan iklim, mitigasi terhadap bencana, mitigasi terhadap segala hal yang berkaitan dengan potensi kemungkinan akibat dampak perubahan iklim tersebut,” ujarnya.
Kalimantan sebagai salah satu pulau dengan tutupan lahan hutan hujan terbesar di dunia sehingga memiliki peran yang vital dalam aksi perubahan iklim.