LKKI.net | Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meninjau kantor pusat dan workshop PT Industri Kereta Api (INKA) yang sedang memproduksi 53 bus listrik.
Armada bus tersebut rencananya akan digunakan sebagai transportasi para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali pada November 2022.
Baca Juga:
MPR Cabut Nama Soeharto dari TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998
Bamsoet mengatakan INKA memanfaatkan momentum G-20 untuk menampilkan produknya, sehingga bisa lebih banyak mendapatkan kepercayaan pasar internasional. Selain bus listrik, lanjut Bamsoet, dalam mendukung Presidensi G-20 dan pariwisata Indonesia INKA juga sedang memproduksi tram mover yang akan digunakan di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), serta mengembangkan autonomous line tracker bus bertenaga baterai, hingga kereta gantung.
"Sesuai perintah Presiden Joko Widodo agar kementerian/lembaga serta BUMN mengutamakan produk dalam negeri, INKA juga telah menandatangani MoU dengan PT Kereta Api Indonesia tentang pengadaan kereta api, sehingga mulai tahun 2024 pengadaan kereta rel listrik (KRL) tidak lagi bergantung kepada impor, sepenuhnya bisa menggunakan produk dalam negeri dari INKA," jelas Bamsoet di workshop INKA, Kota Madiun, Kamis (26/5/2022), dilansir detikcom.
"Selain memantapkan diri di pasar dalam negeri, sebagai manufaktur perkeretaapian terintegrasi pertama di Asia Tenggara yang berdiri sejak 18 Mei 1981, INKA juga telah menjadi pemain penting di pasar perkeretaapian internasional. Karenanya apresiasi perlu diberikan terhadap kepemimpinan Direktur Utama INKA Budi Noviantoro," sambung Bamsoet.
Baca Juga:
Terima Ketum dan Pengurus PWI Pusat, Ketua MPR Dorong Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Wartawan
Wakil Ketua Umum Golkar itu menjelaskan di pasar internasional, INKA telah menandatangani perjanjian kemitraan untuk mengekspor 262 gerbong barang jenis container flat top wagon untuk Kiwirail, BUMN New Zealand yang bergerak sebagai operator transportasi perkeretaapian dan operator ferry antar pulau terbesar di New Zealand.
Hal itu disebut Bamsoet menjadi langkah besar INKA untuk semakin memperkuat peran di pasar kereta api Oceania. Sebelumnya INKA pernah menyuplai 224 unit blizzard centre sills untuk Bradken Rail, Australia pada periode tahun 2004-2005.
"Pasar ekspor INKA juga sudah menembus Bangladesh dengan mengekspor 50 unit BG passenger Carriages pada tahun 2005, 50 unit BG passengers carriages dan 100 unit MG passenger carriages pada tahun 2016, dan 200 unit MG BG passenger carriages serta 50 unit BG passenger carriages pada tahun 2017," urai Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) itu menerangkan INKA juga telah meramaikan pasar perkeretaapian di Asia Tenggara, antara lain dengan mengekspor dua trainset DMU, tiga set lokomotif, tiga unit lokomotif, 15 car passenger PNR, dan empat trainset DMU ke Filipina pada tahun 2018. Sebelumnya pada 1996, juga mengekspor satu unit lokomotif ke Filipina.
"Untuk Malaysia, INKA telah mengekspor 12 unit aircon second class (ACS) pada tahun 2012, empat unit air buffett class car (ABC) pada tahun 2010, dua unit power generating car (PGC) dan 50 unit bogie refer flat (BRF) pada tahun 2022, serta 150 unit flat car pada tahun 1991. INKA juga telah mengekspor 20 unit ballast hopper wagon ke Thailand pada tahun 2000, setelah sebelumnya mengekspor 70 unit ballast hopper wagon pada tahun 1998. Serta mengekspor 5 unit well wagon ke Singapura sepanjang tahun 2011-2012," ujar Bamsoet. [JP]