LKKI.net | Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati kembali memantau langsung ketersediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk arus balik mudik Lebaran Idulfitri lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Center Command (PIEDCC).
Nicke memastikan ketersediaan dan penyaluran BBM dalam kondisi aman.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Nicke menyambangi PIEDCC di Gedung Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Jumat (6/5/2022) didampingi Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina yang juga sebagai Ketua Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas Rafi) Pertamina Mulyono.
Hadir juga Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji. Nicke dan rombongan melihat langsung data ketersediaan dan penyaluran BBM seluruh Indonesia lewat tampilan layar di PIEDCC.
Nicke mengatakan, PIEDCC mengelola data secara terintegrasi dari hulu ke hilir selama 24 jam secara realtime, baik itu untuk BBM, gas hingga Avtur. Tim PIEDCC juga melakukan analisa data menjadi infomasi, mendeteksi data, anomali, menguji keandalan data serta menyusun executive summary dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
"Semuanya bisa kita lihat dari sini. Jadi kalau selama ini kita berbicara tentang kesiapan supply and distribution untuk arus mudik, yang kelihatan di permukaan adalah bagaimana kita mengelola agar sepanjang jalur mudik ini tidak terjadi antrean atau kelangkaan BBM. Tapi sebetulnya yang kita lakukan kita menyiapkannya dari hulu hingga hilir," jelas Nicke, melansir laman bumn.go.id.
Nicke mengatakan, Pertamina berhasil melewati arus mudik Lebaran Idulfitri 2022. Kini Pertamina siap dalam menghadapi arus balik mudik Lebaran. Diperkirakan total jumlah pemudik tahun ini mencapai 85 juta pemudik dengan berbagai moda transportasi. Pertamina siaga mengantisipasi lonjakan permintaan BBM untuk arus balik Lebaran.
"Ini yang menjadi kunci keberhasilan, tahun ini dengan lonjakan di masa arus mudik itu peningkatannya sampai 41%, selama ini yang tertinggi itu hanya 11% bayangkan kalau kita masih mengelolanya secara manual, tidak mungkin kita bisa menambah stok bahkan di beberapa SPBU yang dilewati oleh arus mudik. Kalau kita tidak merencanakan secara detail dari hulu ke hilir, tidak mungkin kita bisa memenuhi ini," ujar Nicke.