LKKI.net | PT PLN (Persero) berhasil membangun dan mengoperasikan jaringan kelistrikan Tanjung Selor – Tanjung Redeb, Kalimantan Utara.
Capaian ini diproyeksi akan mendorong peningkatan kegiatan perekonomian dan meningkatkan iklim investasi positif di dua wilayah tersebut.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Penyaluran listrik secara perdana melalui Gardu Induk di Tanjung Selor dan Tanjung Redeb, serta transmisi Tanjung Selor- Tanjung Redeb dilakukan, pada Minggu (14/08). Saat ini, melalui sistem interkoneksi Tanjung Selor – Tanjung Redeb, dapat mengirim daya hingga 7 MW ke sistem Tanjung Redeb.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT), Josua Simanungkalit mengatakan penyelesaian proyek interkoneksi Tanjung Selor-Tanjung Redeb akan bermanfaat bagi 67.636 pelanggan di Kabupaten Berau dan Kabupaten Bulungan.
Untuk menyelesaikan proyek ini, PLN memanfaatkan barang dan jasa industri domestik pada saat konstruksi dengan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 79 persen.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Pengoperasian SUTT sepanjang 181,32 Kilometer sirkuit (Kms) ini merupakan pencapaian yang membanggakan, mengingat tidak sebatas pemanfaatan TKDN, proyek ini juga berhasil menyerap tenaga lokal sejumlah 1.044 orang selama masa pembangunan,” katanya.
Proyek ini selesai melalui jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kV yang sejauh 181.32 kms. Jaringan transmisi ini melintasi sejumlah 9 desa, 5 kecamatan dan 2 kabupaten yakni Kabupaten Bulungan dan kabupaten Berau.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Utara, Joice Lanny Wantania mengatakan melalui sistem interkoneksi keandalan pasokan listrik akan meningkat.
Jika sebelumnya berjalan masing-masing secara isolated, maka sekarang sistem Tanjung Selor dapat mengirim setrum ke Tanjung Redeb sehingga listriknya semakin prima.
Menurutnya, dengan pasokan listrik yang semakin andal melalui sistem interkoneksi Tanjung Selor – Tanjung Redeb akan mendorong peningkatan kegiatan perekonomian dan iklim investasi positif di kedua kabupaten.
“Kami sampaikan bahwa listrik PLN siap, andal dan cukup. Semoga hal ini dapat menjadi magnet bagi para pebisnis dan investor untuk mengembangkan usahanya,” kata dia.
Sejauh ini, sistem interkoneksi Tanjung Selor – Tanjung Redeb disuplai oleh PLTGU MEK , PLTU SAS, dan PLTMG di Tanjung Selor dengan daya mampu hingga 26 MW. Saat ini, sistem tersebut memiliki cadangan daya hingga 7 MW.
Beroperasinya SUTT 150 kV Tanjung Selor – Tanjung Redeb tentunya menekan biaya pokok produksi listrik (BPP), sekaligus juga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Pasalnya, pembangkit bertenaga diesel yang semula menyuplai kedua daerah tersebut kini dapat disiagakan. Dengan begitu, terjadi penghematan biaya pengurangan pengoperasian pembangkit sekitar Rp 11,47 miliar per tahun.
Merespons keberhasilan PLN, Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur Drs. H. Makmur Hapk, MM. mengapresiasi usaha PLN dalam meningkatkan keandalan sistem di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
“Kami sangat mengapresiasi PLN, juga kami dukung penuh usaha dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur kelistrikan di wilayah kami, tentu dengan keandalan listrik pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat” ujar Makmur. [JP]