WahanaNews-LKKI | Batam salah satu wilayah di Indonesia mengalami kekurangan listrik, bahkan bukan hanya kurang, daerah tersebut sampai mengalami krisis pasokan listrik yang mana reserve margin atau cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak disana hanya sebesar 3%.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu mengatakan bahwa dalam menangani permasalahan tersebut bisa dilakukan dengan membangun pembangkit listrik di Batam dengan memanfaatkan energi terbarukan di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Sahkan RUPTL PLN Batam
Namun begitu, Jisman mengatakan bahwa dalam membuat pembangkit listrik juga harus mempertimbangkan harus energi bersih yang bisa dimanfaatkan seperti tenaga surya dan tenaga angin.
"Saya pikir listrik itu di depan, saya sediakan infrastruktur, kita harus ubah paradigma itu karena kan industri akan masuk sedangkan bangun (infrastruktur) listrik nggak bisa 2-3 bulan, PLTU 4 tahun PLTA 7 tahun, itu belum kalau ada persoalan perizinan," jelas Jisman dalam acara Diseminasi RUPTL PT PLN Batam, Jumat (26/5/2023) dilansir dari CNBC Indonesia.
Dia menyebutkan bahwa pemanfaatan energi terbarukan tersebut harus dilakukan karena pemanfaatan energi di Batam menunjukkan penggunaan yang hampir 100% berasal dari batu bara.
Baca Juga:
Krisis Listrik, 130 Juta Penduduk Bangladesh Alami Pemadaman
"Tuntutan sekarang listrik itu harus green ya, sekarang hampir 100% dari fossil di Batam ini, Batam kan nggak besar pulaunya, paling nggak ada hidro, paling solar saja dari matahari," tambah Jisman.
Namun, bicara soal pembuatan pembangkit listrik baru di sana yang membutuhkan waktu lama, Jisman mengungkapkan bahwa masalah krisis listrik harus segera diatasi. Dengan begitu, Jisman mengatakan pihaknya akan mencarikan jalan keluar yang mana akan menambah pasokan listrik di Batam dengan menyambungkan listrik dari wilayah Sumatera ke Batam melalui transmisi interkoneksi.
Pentingnya keandalan listrik di Batam ini juga mengingat bahwa Batam merupakan wilayah yang menjadi 'muka' Indonesia dengan negara tetangga yakni Singapura.
"Jadi transmisi interkoneksi Batam-Sumatera itu sangat penting. Tadi sudah disebutkan Batam ini memang dikhususkan muka kita kepada negara luar. Termasuk kalau energinya sedemikian ini akhir-akhir ini sudah sedemikian hangat naik ke permukaan," tandasnya.
[Redaktur: Alpredo]