Lili dan partner bisnisnya terus mengembangkan Alkindo. Tahun 2018 lalu, untuk mendukung percepatan usaha, perusahaannya mengakuisisi perusahaan milik pihak lain yang bisnisnya memasok bahan baku kertas, yaitu PT Eco Paper Indonesia. PT Eco Paper Indonesia ini dibeli dengan nilai transaksi mencapai Rp 198 miliar dan kemudian menjadi anak usaha Alkindo. Akuisisi ini jelas penting karena selama ini perusahaan itu memang memasok kebutuhan bahan baku Alkindo Naratama sekitar 20%. Dengan akuisisi ini, Alkindo akan mengamankan kebutuhan bahan baku dan menjadi perusahaan kertas konversi terintegrasi hulu-hilir.
PT Eco Paper Indonesia itu sendiri bukan satu-satunya anak usaha Alkindo karena perusahaan itu juga punya dua anak usaha yang lain, yakni PT SWISSTEX NARATAMA INDONESIA yang bergerak di bidang dan PT ALFA POLIMER INDONESIA. PT Alfa Polimer Indonesia didirikan pada tahun 2007, sebagai perusahaan perekat berbasis air dan produsen bahan kimia khusus untuk beragam aplikasi industri. Mereknya mulai dari Alfachem hingga AlfaBond.
Baca Juga:
Praktik Produksi MinyaKita Palsu Dibongkar Polrestabes Bandung
Sedangkan PT Swisstex bergerak dalam bidang penjualan (distributor) bahan kimia untuk benang dan tekstil, agen dari sejumlah prinsipal baik berasal dari lokal maupun dari luar negeri. Pelanggan-pelanggan besar Swisstex misalnya PT Famatex, PT Sri Rejeki lsman, PT Tyfountex Indonesia, PT Tokai Texprint Indonesia, PT Argo Pantes, dan lain-lain. Adapun produk yang dijual jenis Novacron,Terasil, Novasol, Lyoprint, Albatex, Eriopon, Uvitex, Polyprint dan Stiffener. Penjualan dan laba bersih SNI terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Tentu saja kita bisa belajar dari Pak Lili dalam membesarkan usaha. Awalnya hanya jualan kertas kado namun kini menjadi pelaku industri besar kelas nasional yang juga sudah ekspor ke sejumlah negara. (JP)