Saat ini masyarakat di lokasi kepulauan tersebut masih menggunakan genset yang membuat beban ekonomi masyarakat bertambah. Sesudah listrik hadir diharapkan masyarakat dapat meningkatkan produktivitasnya dan tentunya dengan harga yang terjangkau.
Secara bertahap pembangunan jaringan listrik total 52.473 kilometer sirkuit (kms) akan dimulai pada 2024 setelah proyek pembangunan PLTS selesai pada 2023.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika, Jonner MP Pardosi mengungkapkan penandatanganan kontrak atas pembangunan PLTS ini merupakan implementasi dari peran aktif PT Rekadaya Elektrika, terhadap rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan peran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional, yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025.
"PT Rekadaya Elektrika sebagai satu-satunya EPC di PLN Grup siap untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berkomitmen untuk menyelesaikan project tepat waktu. Sehingga semakin banyak pulau-pulau terisolasi dan terpencil yang memperoleh listrik melalui pembangkit berbasis EBT," jelasnya. [JP]