LKKI.net | Penggunaan sertifikat energi baru terbarukan atau renewable energy certificate (REC) yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) kian diminati.
PLN pun terus berupaya memenuhi kebutuhan industri terhadap penggunaan energi terbarukan, yang kerap menjadi salah satu syarat ekspor ke negara lain seperti Eropa.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Melansir laman pln.co.id, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta menjual 85 ribu REC kepada delapan pabrik mitra H&M Group di wilayah tersebut.
“Jumlah itu setara dengan 85 ribu MWh energi terbarukan,” kata General Manager PLN UID Jawa Tengah & DI Yogyakarta, M. Irwansyah Putra. Adapun penggunaannya berjalan hingga lima tahun ke depan.
Pembelian PLN ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama dan kontrak dilakukan antara PLN dan PT Sritex Group yang membawahi tiga pabrik, PT Busanaremaja Agracipta, PT Semarang Garment, PT Bomin Permata Abadi, PT Bangun Maju Lestari, dan PT YB Apparel Jaya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Program Stakeholder Engagement and Public Affair Lead H&M Group Production Office Indonesia, Anya Saphira, mengatakan PLN sangat membantu pemenuhan kebutuhan energi terbarukan untuk H&M dan perusahaan mitra. “PLN menjadi motor utama penggerak transisi renewable energy di Indonesia,” kata Anya.
Sebelumnya, PLN juga sudah menjual REC kepada sepuluh mitra H&M Group di Jawa Barat. Hingga 2026, H&M Group dan mintranya menggunakan 60 ribu MWh listrik berbasis EBT. Anya menyatakan H&M memiliki target menurunkan 56 persen emisi pada rantai pasokan produksi atau supply chain di Indonesia dengan bantuan PLN.
Menurut Irwansyah Putra, berbagai industri di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta semakin berminat terhadap REC yang diterbitkan oleh PLN. Hingga Maret 2022, PLN telah memasok 22 ribu REC atau setara dengan 22 ribu MWh energi terbarukan kepada pelanggan di wilayah Jawa Tengah. “Ini bukti komitmen kami terhadap transisi energi fosil menuju energi terbarukan.”