WahanaNews-LKKI, Jakarta – PT PLN (Persero) menjajaki kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) dalam pengembangan utilisasi aset dan logistik dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik.
Sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antar kedua belah pihak di sela acara Focus Group Discussion ’Percepatan Peningkatan Sinergi dan Integrasi Logistik Ekosistem BUMN’ di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Melalui nota kesepahaman ini PLN dan Pos Indonesia akan bersinergi dalam solusi logistik terutama terkait pengelolaan perpindahan barang, informasi, dan sumber daya lainnya dalam rantai pasok, termasuk transportasi, penyimpanan, pengelolaan persediaan, dan pengiriman.
Selain itu, PLN dan Pos Indonesia juga akan bersinergi mengembangkan ekosistem kendaraan melalui penyediaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di seluruh lingkungan kerja Pos Indonesia.
Wakil Menteri I BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, selama empat tahun terakhir pihaknya terus berupaya membangun sinergi dan integrasi logistik dalam ekosistem BUMN. Dirinya pun berharap dengan adanya integrasi logistik antar BUMN, pemilik barang dan penyedia logistik dapat terintegrasi efektif.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
”Antara pemilik barang seperti PLN, Pertamina, Semen, Pupuk, dengan BUMN logistik ini disconnect. Memang dulu waktu pendirian perusahaan yang supply chain-nya end-to-end, pemikirannya untuk efisiensi, semuanya harus internal,” ujar Kartika.
Kartika mengatakan tantangan saat ini adalah bagaimana BUMN logistik memberikan layanan yang setara atau bisa lebih efisien dibanding dengan yang dilakukan internal BUMN pengguna jasa.
”Tentunya harapan kita kalau BUMN berhasil mengintegrasikan dan men-scale up dan menurunkan cost per unit, harapannya ekosistem ini bisa digunakan juga oleh swasta termasuk UMKM untuk bisa mendorong ekspor dengan biaya logistik yang lebih murah,” lanjut Kartika.