Pada kesempatan yang sama, Vice President CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd, Dani Widjadja menjelaskan CNGR sebagai produsen prekursor baterai terbesar di dunia telah memiliki pangsa pasar hingga 27 persen di tahun 2021.
CNGR juga telah memasuki rantai pasok untuk perusahaan kelas atas dunia termasuk Tesla, Samsung, hingga CATL (Contemporary Amprex Technology Co). Untuk itu CNGR ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan profesional seperti PLN untuk menopang suplai listrik dalam produksinya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Kami menyadari reputasi baik PLN sebagai penyedia listrik di Indonesia yang bisa menjangkau hingga pelosok. Ini adalah penandatanganan nota kesepahaman kedua kami dengan PLN. Kami ingin terus melanjutkan kerja sama ini dan berharap dapat menyelaraskan misi untuk mengabdikan diri pada pembangunan negeri ini dan kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia,” ujar Dani.
Sementara itu, Direktur Utama PT Akar Mas Smelter Indonesia Muh. Ichsan Sahabudin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan PLN. Khususnya untuk suplai daya sebesar 100 MVA yang akan diberikan untuk perusahaannya.
“Dukungan PLN ini sangat berarti untuk mengurangi RAB (Rancangan Anggaran Belanja) kami. Rencananya kami membangun pembangkit sendiri dan kami tahu betapa besar biayanya untuk itu. Sehingga kami sangat bersyukur PLN bisa menyuplai industri yang membutuhkan pembangkit,” imbuhnya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dua perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan biji nikel tersebut menargetkan pabriknya akan beroperasi di tahun 2024. Oleh karena itu PLN berkomitmen untuk memasok listrik tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. [JP]