WahanaNews-LKKI | Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menceritakan kota Surabaya dan Bandung mendapat hibah bus listrik bekas seusai gelaran KTT G20 Bali pada 15-16 November 2022.
Layanan bus listrik sebagai angkutan umum di Bandung dan Surabaya terancam mangkrak. Pasalnya, moda transportasi bus listrik tersebut sudah tidak dijalankan lagi sejak akhir tahun lalu.
Baca Juga:
Bank DKI Jalin Kerja Sama dengan Transjakarta dalam Pembiayaan Transportasi Ramah Lingkungan
Surabaya dibagikan 17 unit untuk Kota Surabaya yang dialokasikan sebagai Trans Semanggi Suroboyo. Sementara 8 unit untuk Kota Bandung sebagai Trans Metro Pasundan.
Bus listrik tersebut mulai beroperasi di Bandung dan Surabaya per 18 Desember 2022. Namun, keduanya berakhir operasi begitu saja dalam waktu singkat pada 31 Desember 2022.
"Di Surabaya hanya beroperasi 14 hari, lantaran tidak tersedia anggaran operasional. Lalu hingga sekarang tidak jelas kapan akan beroperasi lagi, bus listrik ini berpotensi mangkrak. Sayangnya, hingga kini sejak berhenti beroperasi dan tidak tahu kapan akan beroperasi lagi," ujar Djoko, dikutip Senin (26/6/2023).
Baca Juga:
Menhub Budi Karya: Transportasi Listrik di IKN Kalimantan Timur Mulai Agustus 2024
"Sungguh ironis, hanya untuk mengoperasikan 25 armada bus listrik di Surabaya dan Bandung, pemerintah tidak memiliki anggaran," keluh dia.
Padahal, Djoko mencermati, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selama dua tahun anggara pada 2023 dan 2024, pemerintah menggelontorkan total insentif Rp 12,3 triliun untuk kendaraan listrik.
Insentif itu diberikan Rp 5,6 triliun untuk 800.000 unit motor listrik, Rp 6,5 triliun untuk 143.449 unit mobil listrik dan Rp 192 miliar untuk pembelian 552 unit bus listrik.