Pada intinya Luhut menegaskan bagi semua pihak yang mengritik kebijakan pemerintah jangan melihat secara sepotong-sepotong. Menurutnya yang sedang dilakukan pemerintah adalah membangun ekosistem yang saling berkaitan.
Dia juga mengungkapkan harapannya agar siapapun presiden berikutnya dapat melanjutkan dan menyempurnakan kebijakan yang sudah ada saat ini.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
"Jangan hanya melihat sepotong-sepotong, look at it as an ecosystem. Sekarang yang ingin kita bangun adalah ekosistem bekerja, sehingga nanti siapapun penerusnya bisa memperbaiki kalau ini masih kurang bagus, tapi arahnya itu satu," pungkas Luhut.
Sebelumnya, kritik besar soal kebijakan kendaraan listrik sempat datang dari bakal calon Presiden Anies Baswedan. Kritik tersebut cukup ramai jadi perbincangan di tengah masyarakat. Anies kala itu menilai pemberian subsidi mobil listrik bukanlah solusi untuk mengatasi permasalahan polusi udara.
"Soal polusi udara, solusinya bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik. Pemilik-pemilik mobil listrik adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," ungkap Anies dalam acara deklarasi Amanat Indonesia (ANIES) di Tennis Indoor Senayan, Minggu (7/5/2023).
Baca Juga:
Prabowo Resmi Tunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional
Lebih lanjut, Anies mengungkapkan emisi karbon mobil listrik per kapita dan per kilometer sebenarnya lebih tinggi dari pada emisi karbon bus berbahan bakar minyak.
"Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit," tegasnya.
"Pengalaman kami di Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik, dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya. Dia justru akan menambah jumlah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan," papar Anies.