Hal tersebut, menurut dia, untuk memastikan operational and maintanance yang excellence dan sesuai visi menjadi perusahaan yang tumbuh secara berkelanjutan.
"Bisa dibayangkan dengan jumlah dan jenis pembangkit yang tersebar akan mempermudah kami dalam menganalisa dan memantau operasional real time pembangkit, sehingga kami bisa mengambil keputusan jika terjadi gangguan yang pada akhirnya berdampak pada kepuasan pelanggan. REOC juga telah diimplementasikan dengan baik di lingkungan PLN Group dan swasta," katanya.
Baca Juga:
PLN Indonesia Power jadi Subholding Terbaik 2023
Edwin pun menambahkan digitalisasi dan budaya inovasi telah menjadi salah satu fondasi yang penting dalam transformasi PLN Indonesia Power.
Terbukti, dengan implementasi tersebut mampu memberikan net profit perusahaan pada 2022 sebesar Rp6 triliun (unaudited).
"Digitalisasi dan budaya inovasi akan terus dikembangkan sebagai bagian dari transformasi perusahaan guna memacu gerak, cara berpikir, hingga pengambilan keputusan yang lebih cepat, tepat, dan strategis berdasarkan data real time dan valid," ujarnya. [tum/alp]