LKKI.net | PT PLN (Persero) hadirkan Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mendukung operasional nelayan di pelabuhan. ALMA dengan daya 23.000 Volt Ampere (VA) tersebut berlokasi di Pelabuhan Wuring, Kabupaten Sikka.
Bupati Sikka, Robby Idong mengapresiasi upaya PLN yang menghadirkan ALMA di Pelabuhan Wuring. Dengan inisiatif ini, PLN mengambil peluang penggunaan listrik yang dulunya disuplai oleh _generator._
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
"Dengan bantuan PLN, hari ini kita sudah bisa menggunakan listrik. Kami sebagai pemerintah daerah, sesuai instruksi Presiden, berkomitmen untuk mengembangkan budidaya lokal seperti ikan yang pastinya butuh sokongan dari sisi energi," jelas Robby.
Ia melanjutkan, dengan kehadiran ALMA maka nelayan akan sangat terbantu dari segi turunnya biaya operasional hingga 70 persen sehingga akan berdampak besar untuk kesejahteraan masyarakat.
"Hadirnya ALMA ini dapat menghemat biaya operasional, dan inovasi PLN menjadi jawabannya. Kami berharap PLN terus menggandeng Pemerintah Kabupaten Sikka untuk mendorong perekonomian masyarakat," ucapnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Tidak hanya itu, PLN juga menggencarkan _Electrifying Agriculture_ untuk mendukung sektor pertanian di NTT. Banyak petani buah naga di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) merasa terbantu dengan adanya listrik dari PLN yang mampu mempercepat pertumbuhan buah naga.
"Kami mengapresiasi gesitnya PLN tidak hanya di pelabuhan, tapi juga dalam wawasan baru seperti penerangan lampu untuk pertanian di TTU, buah naganya berlimpah. Mohon dukungan PLN supaya petani kita di Sikka juga bisa lebih produktif," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Sikka, Lalu Wahyu Efendi menyampaikan bahwa kapal Basarnas sudah merasakan manfaat ALMA. Kapal Basarnas yang berlabuh dapat menghemat biaya operasional secara signifikan.
"Ketika menggunakan solar, perbulan bisa sampai 3.000 liter atau setara Rp 50an juta. Sedangkan ketika menggunakan ALMA, kisaran harga hanya Rp 14,8 juta. Ini tentunya menghemat biaya operasional," ungkapnya.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Fintje Lumembang mengatakan, pembangunan ALMA akan menunjang sektor perikanan dan kelautan di Maumere. ALMA dapat menurunkan biaya operasional nelayan dalam aktivitas bongkar muat hasil laut di pelabuhan.
“ALMA adalah inovasi PLN dalam bidang Electrifying Marine yang merupakan wujud dari transformasi PLN pilar _“Customer Focused”_ guna meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau dan andal untuk nelayan," ucap Fintje.
Selain memudahkan nelayan, hadirnya ALMA di Pelabuhan Wuring adalah bagian dari usaha PLN untuk mendorong transisi energi bersih dan mengurangi emisi karbon.
"Hadirnya ALMA dapat mendukung efisiensi biaya operasional untuk kapal-kapal yang bersandar. Baik kapal ikan, kapal pariwisata, dan lain-lain sehingga dapat berimplikasi pada peningkatan roda ekonomi masyarakat sekitar," ungkapnya.
PLN akan terus menggencarkan program _Electrifying Marine_ dengan mengganti kebutuhan sumber energi pelabuhan yang selama ini bergantung pada genset. Kini kapal-kapal yang berlabuh atau bersandar dapat menggunakan listrik PLN untuk memudahkan masyarakat dalam aktivitas ekonominya di pelabuhan. [JP]