LKKI.net | PT PLN (Persero) terus mendukung kemandirian ekonomi masyarakat, termasuk bagi penyandang disabilitas. Kali ini, PLN menggandeng Dinas Sosial Kabupaten Bandung dan Bandung Barat melaksanakan pelatihan keterampilan daur ulang kertas dan pembuatan handycraft.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Pelatihan berlangsung selama 4 hari di Sentra Wyata Guna, Kota Bandung.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dalam pelaksanaannya, PLN menggandeng pelatih dan pendamping dari Yayasan Kreatif Usaha Mandiri dan Alami (Kumala), Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah, Djarot Hutabri EBS mengatakan, adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan serta menciptakan produk kreatif yang dapat menjadi salah satu sumber penghasilan.
“Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menjadi metode untuk mengedukasi masyarakat bahwa sampah dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Jadi, tidak hanya dari segi pendidikan, program pelatihan ini juga memberikan manfaat dari segi lingkungan dan ekonomi,” ungkap Djarot.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat Sri Dustirawati mengatakan, melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta. Kemudian, pelatihan ini menjadi ajang untuk bertukar informasi hingga memperluas pasar.
“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan baik, mudah-mudahan bisa semakin meningkatkan kemampuan para peserta. Melalui pelatihan ini selain dapat mengembangkan diri, meningkatkan keterampilan, juga saling bertukar informasi hingga memasarkan produk-produk demi meningkatkan kualitas hidup para penyandang disabilitas,” ujarnya.
Dindin Komarudin, Ketua Yayasan Kumala menjelaskan bahwa pelatihan ini menggunakan konsep re-share di mana narasumber yang memberikan pelatihan adalah peserta dari pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Kumala sebelumnya.
“Kami juga berharap ke depannya, para peserta bisa menekuni sampai bisa produksi sendiri dan menjadi pelatih untuk membagikan ilmunya secara lebih luas kepada rekan-rekan disabilitas lainnya,” ungkap Didin.
Kuswara, salah satu penyandang disabilitas yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat juga turut membagikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan ini. Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat dirinya untuk terus berkarya dan meningkatkan taraf hidupnya.
“Senang bisa ikut kegiatan ini karena sebelumnya saya juga menjalankan usaha kerajinan dari bahan karet. Paling suka kegiatan membuat handycraft karena seru, ada teknik pelipatan dan pengeleman yang harus dikuasai. Selama empat hari kami dapat ilmu lebih untuk mengolah barang bekas menjadi barang baru yang bernilai guna,” ujar Kuswara. [JP]