Jika sebelumnya berjalan masing-masing secara isolated, maka sekarang sistem Tanjung Selor dapat mengirim setrum ke Tanjung Redeb sehingga listriknya semakin prima.
Menurutnya, dengan pasokan listrik yang semakin andal melalui sistem interkoneksi Tanjung Selor – Tanjung Redeb akan mendorong peningkatan kegiatan perekonomian dan iklim investasi positif di kedua kabupaten.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Kami sampaikan bahwa listrik PLN siap, andal dan cukup. Semoga hal ini dapat menjadi magnet bagi para pebisnis dan investor untuk mengembangkan usahanya,” kata dia.
Sejauh ini, sistem interkoneksi Tanjung Selor – Tanjung Redeb disuplai oleh PLTGU MEK , PLTU SAS, dan PLTMG di Tanjung Selor dengan daya mampu hingga 26 MW. Saat ini, sistem tersebut memiliki cadangan daya hingga 7 MW.
Beroperasinya SUTT 150 kV Tanjung Selor – Tanjung Redeb tentunya menekan biaya pokok produksi listrik (BPP), sekaligus juga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Pasalnya, pembangkit bertenaga diesel yang semula menyuplai kedua daerah tersebut kini dapat disiagakan. Dengan begitu, terjadi penghematan biaya pengurangan pengoperasian pembangkit sekitar Rp 11,47 miliar per tahun.
Merespons keberhasilan PLN, Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur Drs. H. Makmur Hapk, MM. mengapresiasi usaha PLN dalam meningkatkan keandalan sistem di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
“Kami sangat mengapresiasi PLN, juga kami dukung penuh usaha dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur kelistrikan di wilayah kami, tentu dengan keandalan listrik pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat” ujar Makmur. [JP]