Menurut Yannes, pabrikan China membutuhkan waktu lama bahkan sampai 'berdarah-darah' untuk berada di level sekarang. Proyek mobil listrik, kata dia, bukanlah proyek Roro Jonggrang. Sebab, ada berbagai hal yang perlu dipelajari, dibenahi, dan tentu saja, dikembangkan.
"Jadi kalau kita lihat, negara yang paling maju ekosistem kendaraan listriknya di dunia itu China. Mereka bahkan sudah mulai lepas landas mengembangkan mobil listrik sejak 2009 lalu. Saat itu, negara lain belum ngapa-ngapain. Sekarang, di China sudah ada 20 juta lebih kendaraan listrik," terangnya.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Yannes beranggapan, keputusan pabrikan China mulai mengembangkan mobil listrik lebih awal membuat mereka memiliki tingkat kesiapan lebih tinggi dari Jepang. Itulah mengapa, kini mereka tengah menikmati hasilnya.
"Sebagai negara, China juga mampu mengembangkan sistem manufaktur yang sangat efisien. Itulah alasan utama, mengapa kendaraan yang mereka produksi harganya bisa lebih kompetitif dan peminatnya juga cukup banyak," ungkapnya.
Pada akhirnya, Yannes menyimpulkan, saat ini China merupakan penguasa mobil listrik di Indonesia. Bukan mustahil, pergerakan mereka makin agresif di masa depan dengan meluncurkan produk-produk EV baru yang lebih canggih dan terjangkau.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Kalau bicara peluang jadi penguasa mobil listrik di Indonesia, saya rasa sekarang China sudah. Kalau kita lihat, negara yang paling kuat dan maju industri baterainya, saat ini mungkin juga China," kata Yannes. [JP]