Model E-GMP Hyundai lainnya termasuk sedan IONIQ 6 dan SUV IONIQ 7 yang masing-masing akan dirilis tahun ini dan 2024.
Bila mengutip data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik murni bertenaga baterai sepanjang Maret 2022 terlihat masih minim.
Baca Juga:
Di GIIAS 2024, PLN Beberkan Layanan Infrastruktur Charging Station Terintegrasi Dalam Aplikasi PLN Mobile
Misalnya Lexus UX300e pada bulan ketiga tahun 2022 hanya terdistribusi 1 unit. Kemudian untuk Hyundai Ioniq Electric juga distribusinya hanya 6 unit. Terbanyak adalah Nissan Leaf sebanyak 9 unit.
Animo masyarakat untuk menggunakan mobil listrik memang masih rendah. Salah satu hal yang dituding menjadi penyebabnya adalah rendahnya daya beli masyarakat.
"Daya beli masyarakat kita sendiri juga masih belum bisa menerima, karena kalau dari data Gaikindo 70% dari kendaraan roda empat itu memilih kendaraan yang harganya di bawah Rp 300 juta. Sementara kendaraan listrik, termasuk hybrid itu harganya bahkan di atas Rp 600 juta bahkan di atas Rp 1 miliar," ungkap Kukuh dalam Diskusi Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai di Indonesia seperti disiarkan dalam Youtube Indef, Rabu (20/4/2022).
Baca Juga:
Pertumbuhan Pesat Mobil Listrik di Indonesia: Saingi Thailand, Lewati Jepang!
Dalam catatan Gaikindo, penjualan mobil listrik murni year to date Maret 2022 hanya 64 unit. Pun demikian dengan mobil Plug-in hybrid hanya 10 unit. Sedangkan untuk kendaraan elektrifikasi yang tengah marak digandrungi adalah jenis hybrid mencapai 646 unit. Jumlahnya tentu masih kalah banyak dari mobil bermesin konvensional sekelas Low Cost Green Car (LCGC) dengan jumlah mencapai puluhan ribu unit. [JP]