LKKI.net | PT PGN Tbk selaku subholding penyediaan gas Pertamina bersiap melakukan penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan dengan medium energi gas. Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengungkapkan hal ini untuk mendukung komitmen pengurangan emisi karbon di Indonesia.
"Semua inisiatif investasi tersebut sejalan dengan komitmen untuk mendukung target pemerintah dalam pengurangan emisi karbon seperti yang tertera dalam Paris Agreement dan Konferensi COP-26," ujar Faris dalam keterangannya, Minggu (7/11/2021).
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Setidaknya ada 7 proyek PGN yang digunakan untuk memanfaatkan gas sebagai penyediaan energi bersih. Pertama adalah proyek pengembangan di KEK Arun Lhokseumawe.
PGN melakukan pengembangan dalam bentuk LNG regasification, LNG/ LPG Hub, LNG trading, serta Mini LNG Plants. LNG dikembangkan di KEK tersebat agar dapat menjadi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Proyek yang kedua adalah LNG Bunkering sebagai inisiatif PGN untuk mendukung kapal-kapal Indonesia melalui LNG dengan metode bunkering. Proyek ini dilakukan melihat potensi perairan Indonesia yang strategis untuk rute pengiriman internasional.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Ketiga, gas untuk sektor laut. Dalam proyek ini, PGN menyusun cara-cara pemanfaatan CNG dan LNG untuk sektor transportasi laut di Aceh, Banten, Jakarta, Bali, Surabaya, dan Balikpapan. Proyek ini juga sejalan dengan kondisi geografis Indonesia dan upaya mengurangi emisi.
Proyek keempat adalah penggunaan gas untuk Pembangkit Listrik sesuai dengan Kepmen 13/ 2020. PGN mendukung investasi dan pengembangan infrastruktur untuk pasokan gas wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
Berlanjut ke proyek yang ke lima, PGN melakukan pengembangan gas bumi berbasis industri methanol untuk mendukung produksi biofuel melalui joint venture and studi kelayakan. Produksi gas di Indonesia diperkirakan 8,2-9,3 BSCFD pada tahun 2025-2040 yang berpeluang dapat diolah sebagai methanol dan memenuhi permintaan.