“Saya menggunakan kayu yang keras, seperti merbau, semaram, dan juga trembesi. Kita tidak memakai triplek, saat ini hanya menerima orderan dari pemusik atau perorangan saja. Mereka tahu kualitas kita pasti mereka order,” sambung dia.
Selain telah dilirik sejumlah musisi tanah air, gitar akustik buatan Adnan juga telah menjangkau banyak kota seperti Bali, Solo, Bandung, dan berbagai di Sumatera.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Adnan mengaku, sebulan mampu memproduksi maksimal tiga buah gitar yang dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 10 juta. Ia tak melulu melihat keuntungan tapi juga nilai seninya.
“Kalau berbicara keuntungan susah sih, dengan bermodal bahan kayu seperti ini lebih ke nilai seninya,” kata Adnan.
Saat ini, dengan dukungan PLN, Adnan lebih mudah memproduksi gitar-gitar akustik orderan dari pemusik di berbagai daerah. Berkat dukungan BUMN kelistrikan, Ia kini memiliki peralatan elektrik yang canggih dan mumpuni untuk proses kreatif menghasilkan gitar berkualitas.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Lhokseumawe, Muhammad Haiqal mengatakan pemberian bantuan bagi Adnan guna mempermudah pelaku UMKM itu memproduksi karyanya sehingga penghasilan yang diperoleh pun semakin tinggi.
“Dengan adanya bantuan ini diharapkan usaha produksi Andrea Guitars milik Adnan lebih berkembang, serta mampu membuka lapangan kerja bagi warga sekitar,” ujar Haiqal.
Andrea Guitars pun disebut masuk dalam kategori UMKM Unggulan binaan yang akan ditampilkan di setiap agenda PLN maupun BUMN sebagai bentuk promosi. Dengan demikian diharapkan usaha ini mampu menarik minat pasar yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM. [JP]