LKKI.net | Jerman memperkenalkan paket kebijakan baru energi terbarukan yang disebutnya "Paket Paskah" dari pemerintahan koalisi.
Pemerintah Jerman bermaksud melepaskan diri dari ketergantungan pada Rusia dengan sejumlah kebijakan baru yang sangat ambisius.
Baca Juga:
Thomas Muller Resmi Pensiun dari Tim Nasional Jerman Setelah 14 Tahun Berkarier
Inilah "paket kebijakan energi yang komprehensif dan terbesar dalam dua dekade", kata Robert Habeck ketika memperkenalkan paket kebijakan itu beserta rinciannya, seluruhnya setebal 600 halaman.
Dia mengatakan, peta jalan yang disusun pemerintah Jerman ini akan merampingkan sejumlah undang-undang dan regulasi yang ada untuk "mengisi daya turbo" perluasan sumber energi terbarukan "di laut, di darat, dan di atap (gedung)."
Tokoh Partai Hijau itu menerangkan, pengesahan paket dan perluasan energi terbarukan sudah "sangat mendesak" karena krisis iklim yang semakin memburuk, dan diperparah oleh invasi Rusia ke Ukraina yang juga menguak ketergantungan Jerman pada bahan bakar fosil, yang pada gilirannya "mengancam keamanan ekonomi Jerman".
Baca Juga:
Euro 2024: Slovenia vs Serbia Berakhir Imbang 1-1
Ekspansi besar-besaran di sektor energi terbarukan
Rencana tersebut memperkirakan, Jerman akan memproduksi setidaknya 80% energinya dengan sumber terbarukan sampai tahun 2030, dengan pergeseran ke hampir 100% pada tahun 2035. Pada tahun 2020, Jerman memproduksi 41,1% energinya dengan energi terbarukan.
Pemangkasan prosedur perencanaan dan persetujuan akan dilakukan untuk menyederhanakan dan memfasilitasi "ekspansi cepat", baik pada produksi maupun distribusi energi di sepanjang jaringan energi Jerman, kata Habeck.