Vietnam juga menerapkan skema serupa untuk pelanggan golongan rumah tangga. Pemakaian 0-50 kWh dikenakan 1.678 Vietnam dong atau sekitar Rp 1.057,14 (asumsi Rp 0,63). Berikutnya untuk 51-100 kWh sebesar 1.734 Vietnam dong atau sekitar Rp 1.092,42. Tarif paling tinggi ialah untuk 401 kWh ke atas dengan tarif 2.927 Vietnam dong/kWh atau sekitar Rp 1.844,01/kWh
Tarif listrik di Singapura saat untuk periode April hingga Juni 2022 sebesar US$ 27,94 sen atau sekitar Rp 4.107,18/kWh sebelum pajak. Tarif ini naik sebanyak 9,9% atau 2,49 sen dibanding kuartal sebelumnya.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Sementara, tarif listrik di Filipina untuk keseluruhan sebesar 10,4612 peso per kWh atau sekitar Rp 2.887,29/kWh (asumsi kurs Rp 276). Tarif ini baru saja mengalami kenaikan sebesar 0,3982 peso.
3. Rahasia Malaysia Bisa Jual Listrik Murah
Harga komoditas telah mengalami peningkatan beberapa waktu belakangan ini. Ada berbagai macam sebab, di antaranya pandemi COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina.
Baca Juga:
Bebani Konsumen Listrik, YLKI Desak Pemerintah Batalkan Power Wheeling
Tingginya harga komoditas itu memberi dampak yang luas, termasuk tarif listrik. Namun, persoalan harga komoditas ini bisa diatasi Malaysia sehingga bisa menjual listrik tetap murah.
Dikutip dari Daily Express, tekanan biaya pada pembangkitan dikelola dengan menggunakan sistem Imbalance Cost Pass Through (ICPT) yang ditinjau setiap enam bulan. Dengan sistem itu, jika terjadi kenaikan biaya bahan bakar dan pembangkitan, maka biaya tambahan yang dikenakan akan disalurkan kepada masyarakat.
Penyesuaian ICPT terbaru untuk periode dari 1 Februari hingga 30 Juni 2022. Dengan begitu, masyarakat Malaysia bisa menerima potongan harga 2 sen untuk setiap kWh yang digunakan. Sementara, biaya tambahan minimum sebesar 3,70 sen/kWh dikenakan ke pengguna industri dan komersial.